REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG
MENGANDUNG UNSUR C,H,O
A.
TUJUAN
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa mengenai reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung unsur C,H,O.
B.
LANDASAN
TEORI
Analisis bahan dalam ilmu kimia melibatkan 2 macam
analisis, yaitu analisis kualitatif, dan kuantitatif,. Analisis kualitatif
merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan atau
senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif
berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang
dituju dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis yang selain
mengidentifikasi unsur juga mengidentifikasi kadar absolut atau relatif dari
suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel (Sudjadi, 2007).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Analisis
kualitatif diperuntukkan untuk analisa komponen atau jenis zat yang ada dalam
suatu larutan. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan (Underwood & R.A Day. 1986).
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari penggabungan
unsure-unsur dengan pembentuknya. Senyawa dihasilkan dari reaksi kimia antara
dua unsur atau lebih melalui reaksi pembentukan. Senyawa organik atau senyawa
karbon adala suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunya terdiri dari atom karbon
dan atom-atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
(Riswiyanto, 2009). Senyawa anorganik adalah senyawa yang terdiri dari unsure
logam. Pembeda senyawa organik dan non organik terletak pada ada tidaknya
ikatan karbon-hidrogen. Sehingga asam karbonat termasuk anorganik dan asam
format dan asam lemak pertama masuk dalam organik (Junaidi, wawan, 2009).
Senyawa organic yang menunjukan sifat keasaman yang
cukup besar dan banyak sekali dijumpai di alam adalah asam karboksilat. Senyawa
ini mempunyai rumus umum RCOOH, dimana –COOH adalah gugus fungsi karboksilat
yang menandai sifat keasaman sedsangkan R dapar berupa hydrogen, gugus alkil,
atau gugus aril. Dalam molekul, asam karboksilat memiliki kekuatan yang sangat
kuat. Hal ini disebabkan adanya ikatan hydrogen seperti yang terjadi pada
molekul alcohol. Asam karboksilat umumnya berada dalam bentuk dimer lingkar
yang kuat disebabkan oleh terbentunya dua ikatan hydrogen. Ester karboksilat
memiliki rumus umum RCOOR’ (Riswiyanto, 2009).
Suatu asam karboksilat adallah
senyawa organic yang mengandung gugus karboksilat, -CO2H. Gugus
karboksilat mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuh gugus hidroksil;
antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik
untuk asam karboksilat. Karena gugus karboksil bersifta polat dan tak
terintangi, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul
(Fessenden,1989).
Mengidentifikasi reaksi-reaksi khusus senyawa yang
mengandung C, H, O dapat di lakukan dengan metode analisis secara kualitatif.
Analisis kualitatif adalah analisis untuk melakukan identifikasi
elemen,spesies, dan/ atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata
lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu sampel (Gandjar, I.G.
dan Rohman, A., 2007).
Dalam
percobaan ini digunakan bahan turunan dari ester asam kaboksilat dan turunan
salisilat. Gugus COOH paling banyak terdapat dalam bentuk ion karboksilat, sedangkan
gugus NH2 terprotonasi. Interaksi kedua gugus yang berbeda muatan inilah yang
menyebabkan bias terbentuknya ikatan garam (Kaban, et al., 2006 ).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1.
ALAT
Adapun
alat yang digunakan, yaitu :
a) Mortal
kecil 1 buah
b) Pipet
tetes
c) Pipet
10 mL 1 buah
d) Gelas
kimia 500 mL 1 buah
e) Gegep
f) Filler
1 buah
g) Hotplate
h) Tissue
2.
BAHAN
Adapun
bahan yang digunakan :
a) Etanol
b) Methanol
pekat
c) FeCl3
d) Nipagin
e) Na-Salisilat
f) Asetosal
g) HCl
pekat
h) H2SO4
pekat
i)
Aquades
A.
HASIL
PENGAMATAN
Bahan
|
Perlakuan
|
Hasil
|
Asetosal
|
·
Ditambahkan FeCl3
·
Dipanaskan
|
Perubahan
warna larutan menjadi ungu
|
·
Ditambahkan etanol
·
Ditambahkan H2SO4
|
Bau
etil asetat
|
|
·
Ditambahkan methanol
·
Ditambahkan H2SO4
|
Bau
metil salisilat
|
|
Natrium salisilat
|
·
Ditambahkan HCl pekat
|
Terbentuk
endapan
|
·
Ditambahkan methanol
·
Ditambahkan H2SO4
·
Diencerkan dengan aquades
|
Bau
metil asetat (bau gandapura)
|
|
·
Ditambahkan FeCl3
·
Ditambahkan alkohol
|
Terjadi
perubahan warna menjadi merah bata
Ditambah
alcohol warna menjadi tetap.
|
|
Nipagin
|
·
Dipanaskan
·
Ditambahkan FeCl3
|
Terjadi
perubahan warna menjadi ungu
|
salisilamida
|
·
Diencerkan
·
Ditambahkan FeCl3
·
Ditambahkan alkohol
|
Terjadi
perubahan warna menjadi ungu, dan warna tetap bila ditambahkan alcohol.
|
B.
PEMBAHASAN.
Pada percobaan ini,
dilakukan analisis reaksi senyawa yang mengandung unsur C,H,O dengan
menggunakan bahan obat yang berasal dari golongan ester asam karboksilat dan
turunan salisilat. Bahan obat yang berasal dari golongan ester asam karboksilat
yaitu nipagin, dan asetosal, sedangkan bahan obat yang berasal dari turunan
salisilat yaitu natrium salisilat dan salisilamida. Bahan-bahan obat digerus
(bila masih berbentuk tablet), dan yang lainnya dilakukan sesuai prosedur.
Untuk bahan obat yang akan dipanaskan, maka dimasukan air kedalam gelas kimia
500 ml sebanyak 350 ml lalu dipanaskan diatas hotplate. Kedalam gelas kimia,
dimasukan beberapa lembar tisu yang bertujuan untuk membantu dalam perataan
panas pada air. Pada saat air dipanaskan, akan terjadi gerakan brown yang
berupa gerakan zigzag antar molekul yang saling bertumbukan seiring bertambahnya
temperature air, gerakan ini dapat menyebabkan pemanasan yang tidak rata, maka
digunakan media tisu untuk membantu dalam perataanya.
Perlakuan pertama yaitu
nipagin cair dimasukan kedalam tabung reaksi lalu dipanaskan pada suhu tertentu
dengan tujuan untuk mempercepat proses penguraian zat aktif nipagin. Setelah
dipanaskan beberapa menit, larutan nipagin didinginkan untuk menghentikan
proses dekomposisi dan penguraian. Selanjutnya dimasukan FeCl3 beberapa tetes kedalam
tabung dan nampak perubahan warna
larutan menjadi ungu dan beberapa menit kemudian menjadi cokelat. Reaksi kimia
yang terjadi 

Untuk berikatan Fe3+
memutuskan ikatan antara OH dan mengganti atom H untuk berikatan dengan
mengikat 3 gugus nipagin. Perubahan warna pada nipagin cair menjadi ungu
menandakan adanya kemungkinan asam salisilat, tetapi warna akhir adalah cokelat
yang merupakan tanda adanya asam benzoate atau asam aspargin.
Percobaan selanjutnya,
asetosal dimasukan kedalam tabung lalu diberi 1-2 tetes FeCl3 lalu
dipanaskan selama beberapa menit. Hasil yang ditunjukan adalah warna larutan
yang berubah menjadi violet. Reaksi yang terjadi :


Penambahan etanol pekat
berfungsi sebagai palrut orgnaik yang dapat melarutkan asetosal dan asam sulfat
pekat berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi. Hasil reaksi
reaksi tercium bau etil asetat atau seperti bau balon-balon. Selain dengan campuran
etanol, asetosal bila dicampurkan dengan methanol dan asam sulfat pekat yang
juga hasil dari reaksi kimianya memberikan bau khas yang sama dengan ketika
asetosal dicampurkan dengan etanol yaitu sama-sama berbau etil asetat, dimana
seharusnya bau yang dihasilkan adalah bau metil asetat atau bau gandapuro. Reaksi
yang terjadi :

Lain halnya dengan
natrium salisilat, yang dicampurkan dengan methanol dan asam sulfat pekat,
menghasilkan bau metilsalisilat yaitu bau gandapuro, yang merupakan bau khas
dari campuran methanol dan salisilat.
Reaksi yang terjadi :

Selanjutnya, hasil
reaksi kimia dari natrium salisilat yang dicampurkan dengan HCl menghasilkan
endapan. Endapan berupa Kristal ini merupakan natrium salisilat yang tidka
larut lagi kedalam pelarut HCl.

Masih dengan bahan yang sama, Natrium
salisilat ditambahkan FeCl3 menghasilkan perubahan warna menjadi
merah kecokelatan, lalu ditambahkan alkohol. Hasil reaksi dari pencampuran ini,
tidak memberikan perubahan warna atau warna tetap.

Untuk salisilamida,
diberikan beberapa tetes FeCl3, hasil reaksi merubah warna larutan
menjadi ungu, dan bila ditambahkan alcohol tidak memberikan perubahan warna /
warna tetap. Perubahan warna menjadi ungu ini, menujukkan kemungkinan derivate
salisilat. Seperti pada percobaan sebelumnya, FeCl3 berikatan dengan
salisilamida dengan cara memutuskan ikatan OH dan berikatan dengan 3 gugus asam
karboksilat. Penggantian gugus OH dengan Fe membuat warna larutan berubah dan
ketika ditambahkan alcohol, larutan tersebut tidak menghasilkan warna yang
berbeda atau warna larutan tetap ini dikarenakan, gugus OH pada salisilamida
telah diganti dengan Fe dna ikatan Fe tidak mampu diputuskan lagi oleh alcohol
untuk membentuk ikatan.

C.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
Senyawa yang mengandung C,H,O bila
direaksikan dengan beberapa cairan tertentu akan menghasilkan hasil reaksi
berupa perubahan warna, bau, dan terbentuknya endapan. semua bentuk reaksi
kimia ini, menandakan adanya suatu zat dalam senyawa tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Gandjar,
I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi
Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Fesseden,
Ralph J, Fesseden,Joan S. 1986. Kimia
Organik Edisi Pertama. Penerbit Erlangga. Jakarta
Kaban, et al.,
‘Pembuatan Membran Kompleks Polielektrolit Alginat Kitosan’, Jurnal Sains Kimia, Vol 10, No.1, 2006: 14.
Riswiyanto,Drs.
2009. Kimia Organik. Penerbit
Erlangga.Jakarta.
Sudjadi,
Prof.Dr, Ms.,Apt. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Pustaka Pelajar.Yogjakarta.
.